Singkap Rahasia Puyuh unggas kecil berpotensi besar yang belum banyak orang ketahui, bersama Slamet Wuryadi Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian RI & Ketua Umum Asosiasi Puyuh Indonesia
Belajar bisnis puyuh, dibimbing, dibentuk dan dijadikan pebisnis puyuh yang sukses di masa mendatang sekaligus menjadi lokomotif pertumbuhan perekonomian nasional, keren apa keren banget!
Dampak pandemi Covid-19 selain memukul sektor kesehatan juga menghantam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia, oleh karena itu UMKM dituntut lebih inovatif dan kreatif dalam berkreasi agar bisa bertahan di masa sulit ini.
“Apalagi, 47% UMKM tutup setelah terkena dampak pandemi lantaran sepinya peminat hingga omzet yang kian menurun. Padahal 99% ekonomi yang menggerakan adalah UMKM, 97% lapangan pekerjaan diciptakan oleh UMKM, dan 60% PDB kita juga disumbang oleh UMKM,” ujar Sandiaga Uno Pengusaha yang juga menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Kabinet Indonesia Maju.
Apakah bisnis puyuh mendorong peran UMKM yang lebih inovatif bagi perekonomian? Temukan Jawabannya di Singkap Rahasia Puyuh Slamet Wuryadi
Melihat kondisi ini Slamet Wuryadi bekerja sama dengan Paytren, Treninet dan Daqu Agro memperkenalkan bisnis puyuh di kalangan milenial. Melalui seminar dan pelatihan-pelatihan yang dilakukan sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, Founder Slamet Quail Farm (Pondok Wirausaha Puyuh) ini sudah menemukan solusi menghadapi dampak pandemi Covid-19, yakni berbisnis puyuh.
Upaya yang dilakukannya mendapat dukungan dari instansi terkait seperti Kementerian Pertanian RI yang terus menggelorakan bisnis puyuh ke seluruh pelosok nusantara juga termasuk untuk generasi milenial. Slamet bertekad mencetak pengusaha-pengusaha baru di bidang agribisnis peternakan puyuh untuk memajukan dunia wirausaha di Indonesia terutama untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
“Puyuh ini endemik nusantara dan dengan populasi 260 juta jiwa lebih, populasi puyuh di Negara kita hanya sekitar 7 juta dengan produksi harian 4 juta telur puyuh. Itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kita,” terangnya. (https://tabloidsinartani.com/)
Lebih lanjut pemilik Slamet Quail Farm (SQF) itu mengungkapkan bahwa berbisnis puyuh memang sangat menggiurkan karena peluangnya masih besar. Oleh karena itu, sang Profesor puyuh terus bergerak mengkampanyekan potensi dan peluang bisnis puyuh ini ke seluruh pelosok tanah air, termasuk menyasar generasi milenial.
Mengapa harus puyuh? Akan Terjawab dalam Acara Singkap Rahasia Puyuh Slamet
Produk-produk puyuh Slamet Quail Farm memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk-produk puyuh lainnya. Empat keuntungan bisnis puyuh menurutnya adalah jual puyuh hidup, daging puyuh, telur, dan kotoran. Selain beternak puyuh, perusahaan juga memproduksi makanan olahan dari daging serta telur puyuh, seperti bakso dan telur puyuh asin.
Kolesterol tinggi?
Salah satu stigma di masyarakat yang membuat orang “khawatir” mengonsumsi telur puyuh adalah kandungan kolesterolnya yang tinggi. Informasi ini sepenuhnya tidak benar, namun terlanjur banyak dipercaya oleh konsumen. Menyikapi hal tersebut, Slamet melakukan uji laboratorium telur puyuh miliknya dan ternyata hanya mengandung kolesterol sebesar 500 mg/100 g, bukan 844 mg/100 g seperti informasi selama ini. Kandungan kolesterolnya pun masih terbagi atas HDL (kolesterol baik) dan LDL (kolesterol jahat). Sedangkan daging puyuh mengandung protein tinggi yaitu (11,64 g/100 gram).
Telur puyuh SQF juga rendah lemak (2,28g/100 gram) dan bebas zat antibiotika. Bukan hanya itu, telur puyuh SQF juga mengandung Omega 3, 6 dan 9, yang teruji secara laboratorium, lihat dalam kemasan, soal rasa apalagi! Sangat pulen dan maknyus.
Kotoran puyuh juga mengandung protein tinggi, sehingga bisa menjadi pakan alternatif bagi pembudidayaan ikan.
Dibalik agresivitas alumnus Fakultas Peternakan IPB, ada misi mulia yakni mereduksi banyaknya kampanye negatif tentang burung puyuh yang diklaim memiliki kadar kalori tinggi, sekitar 3640. Dengan hadirnya program entrepreneur yang menyasar para santriwan dan santriwati serta masyarakat kelompok tani milenial, dirinya berharap akan ada terobosan besar-besaran melalui informasi digital untuk menangkal kampanye negatif tersebut. ADA APA DENGAN PUYUH dan pandemi Covid-19? Tunggu kisah selanjutnya! Kun Konrad, Kontributor Paytren.co.id untuk Treninet.co.id